Jumat, 16 Agustus 2013

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ”3 PERLAWANAN YANG SANGAT MENGGANGGU PEMERINTAH HINDIA BELANDA”


RIRIN SULISTYOWATI
FKIP PGSD
UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)


”3 PERLAWANAN YANG SANGAT MENGGANGGU PEMERINTAH HINDIA BELANDA”



1. PERLAWANAN PATTIMURA , DI MALUKU
        Perlawanan rakyat maluku terjadi tahun 1817 di bawah pimpinan Thomas Matulesya ( Matulessy). Penyebab pemberontakan karena rakyat maluku merasa diperlakukan tidak adil oleh belanda. Kondisi ini berbeda sewaktu maluku berada di bawah kekuasaan inggris, kesejahteraan penduduk pun merosot.
        Pertemuan yang terjadi pada bulan mei 1817 mengangkatlah secara aklamasi orang-orang yang akan memimpin perlawanan. Thomas Mattulesya memimpin para pengikutnya menyerbu benteng Duurstede, Residen Saparua Van Den Berg beserta keluarganya (kecuali seorang anak kecil) dibunuh. Pada tanggal 1 agustus 1817, 45 kapal perang belanda membuang sauh di teluk di depan benteng Duurstede. Tetapi benteng telah ditinggalkan oleh pattimura.
        Pihak belanda menjanjikan akan memberi hadiah sebesar 1000 gulden bagi yang betrhasil menyerahkan pattimura dan 500 gulden untuk setiap kepala para pimpinan di bawahnya. Bulan desember 1817 Thomas Matulesya dihukum gantung bersama 3 orang lainnya.


2. PERLAWANAN DIPONEGORO (DE JAVA OORLOG) DI JAWA (1825 – 1830)
        Ketika sultan hamengkubuwono III wafat tahun 1816, putra tertua sultan pangeran diponegoro tak dipilih untuk menggantikan karena dia anak dari istri samping. Pangeran diponegoro di singkirkan dari istana oleh para bangsawan yang pro-belanda.
Kegemarannya meledak saat tanahnya di tegalrejo di patok untuk dijadikan jalan umum oleh orang – orang danureja (1813 – 1847) yang pro-belanda.
        Residen belanda mengirim pasukan untuk menangkap pangeran diponegoro, namun diponegoro meloloskan diri dan mencanangkan panji pemberontakab, perang jawa (1825-1830) dimulai.
        Pemberontakan diponegoro tersebar di jawa tengah dan jawa timur. Pemberontakannya di dukung oleh kaum ulama seperti kiai maja. Diponegoro berhasil mengalahkan pasukan jenderal de kock dengan taktik pukul lari. Akhirnya salah seorang perwira de kock menemukan cara untuk menghadapi strategi diponegoro, yaitu : dengan menerapkan sistem benteng.
        Tahun 1829 kedudukan diponegoro semakin lemah dan kyai maja tertangkap oleh belanda.
Tahun 1829 bulan september paman pangeran diponegoro yaitu pangeran mangkubumi berserta panglima utamanya, sentot ali basya menyerah para belanda.
        Meskipun kekuatannya semakinb merosot diponegoro tetap tidak mau menyerah. Belanda menempuh di tempuh cara diploma dengan menawarkan 1 perundingan, diponegoro menolak mengadakan perundingan selama bulan puasa. De kock akhirnya menipu diponegoro. Diponegoro dibuang ke makasar dan meninggal dunia di kota itu pada tanggal 8 januari 1855


3. PERLAWANAN PADRI (1821-1838)
        Awal perlawanan kaum padri sebenarnya pertentangan paham antara kaum adat dan kaum padri dalam masalah praktik agama.
Cirinya mereka berpakaian serba putih . keadaan ini sangat kontras dengan pakaian kaum adat yang berpakaian serba hitam.   Kekuatan kaum padri semakin kuat karena mendapatkan dukungan dari pimpinan adat tertinggi di alahan panjang. Yaitu datuk bandaro. Sewaktu datuk bandaro meninggal pimpinan digantikan oleh peto syarif dan mendapatkan gelar tuanku imam bonjol.
        Tahun 1818 raffles mengunjungi padang darat dan bertemu dengan ke dua belah pihak yang bertikai. Dan inggris tidak dapat berbuat banyak .
Tanggal 14 tuanku suruaso datang untuk mengadakan perjanjian, tanggal 18 februari mulailah babak baru perang padri, melawan belanda. Tanggal 26 januari 1824 letnan kolonel raaff mengajak kaum padri berunding, dan diterima baik oleh kaum padri. Sebulan  setelah perjanjian, belanda menyerang guguk sigundang dan kota lawas. Tanggal 16 agustus 1837 kota bonjol direbut belanda. Bulan oktober 1837 belanda mengundang imam bonjol kemudian imam bonjol di buang dan meninggal di manado pada tahun 1864.
        Sejumlah pemimpin padri masih melakukan perlawanan terhadap belanda. Diantara mreka terdapat haji soleh dan tuanku tambusei.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More